Powered By Blogger

Selasa, 02 April 2019

Dibalik FRAME-mu

"Semoga kelak kau membacanya". Kataku.

Tulisan untukmu yang selama ini kucintai dalam diam. Sahabatku. Teman baikku. Jadi teman hidupku, boleh? Ah. Nisa ini.

Entah sejak kapan aku memperhatikanmu. Bila semua ini ditarik menjadi satu garis lurus, meruntunkan suatu kronologi dan merujuk pada titik awal dimana aku pertama kali jatuh cinta padamu. Ah, aku lebih memilih untuk tidak mengingatnya dan lebih memilih untuk menikmati perasaan ini.

"Kita memang sudah saling mengenal sejak dari masa TK. Kita selalu satu sekolah dan bahkan di PTN yang sama. Walaupun berbeda jurusan".

Jujur, aku telah lama jatuh cinta padamu. Jatuh cinta pada pemikiranmu, sudut pandangmu, pada duniamu yang tak ku ketahui seluas apa, pada setiap katamu yang selalu menimbulkan tanya, pada sikapmu yang menuntunku untuk memperlakukanku menjadi lebih baik. Hingga akhirnya aku jatuh cinta pada ketidaktahuanku.
Maaf. Maaf untuk perasaan yang dengan lancangnya telah ada dan sialnya aku membiarkannya terus ada. Maaf telah menjadikanmu tokoh utama dalam setiap tulisanku (Terima kasih sudah menjadi inspirasiku).

Pintaku pada Tuhan banyak. Salah satunya adalah;
Semoga kamu adalah orang yang diciptakan Tuhan untukku dan aku untukmu. Semoga doaku mampu menggoyangkan Arsy-Nya hingga Tuhan malu bila tidak mengabulkannya. Namun, sungguh aku takut bila cintaku padamu melebihi cintaku pada Rabb-ku karena memang aku benar-benar mencintaimu. Untuk itu aku selalu berdoa agar didekatkan kepada-Nya. Semoga kelak, Ia mengizinkan kita untuk bersama.

Untukmu yang selalu kusebut dalam doa. Jika memang engkau yang Tuhan takdirkan untuk bersamaku, maka sungguh aku akan menjadi orang yang paling bahagia didunia ini.

Kini, tugasku hanya satu; memperbaiki diri selagi menantimu hadir.
Aku akan berusaha menjadi sebaik-baiknya perempuan agar kelak engkau tidak akan menyesal karena telah memilihku menjadi ibu dari anak-anakmu.

With love, teman kecilmu. Ica.